Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam. Selawat dan salam ke atas junjungan
Yang saya hormati, tuan imam, para alim ulama, para asatizah, hadirin dan hadirat yang dirahmati Allah sekalian.
Pada malam yang penuh barakah ini, dengan izin Allah, kita berkumpul di rumah Allah yang mulia ini untuk menunaikan solat Maghrib secara berjemaah dan seterusnya kita akan bersama-sama menghayati tazkirah ringkas yang mudah-mudahan dapat memberikan manfaat dan pengajaran kepada kita semua.
Pada kesempatan ini, saya ingin mengajak hadirin sekalian untuk merenungkan satu tajuk yang sangat penting dalam kehidupan kita sebagai seorang Muslim, yang mana tajuk ini saya ambil daripada kitab Minhajul Abidin karya Imam al-Ghazali rahimahullah, iaitu "Rezeki dan Tuntutan Mencarinya".
Kefahaman tentang Rezeki dalam Islam
Hadirin yang dikasihi Allah,
Perkataan rezeki seringkali kita dengar dan ucapkan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, tahukah kita makna rezeki yang sebenarnya menurut pandangan Islam? Rezeki bukanlah semata-mata harta benda, wang ringgit, atau kekayaan yang melimpah. Rezeki dalam Islam memiliki makna yang lebih luas dan mencakup segala sesuatu yang memberikan manfaat dan kelangsungan hidup kepada kita. Ia meliputi kesihatan yang baik, keluarga yang sakinah, ilmu yang bermanfaat, teman-teman yang soleh, masa lapang untuk beribadah, bahkan ketenangan hati dan keimanan yang teguh juga merupakan rezeki yang agung dari Allah SWT.
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran surah Az-Zariyat ayat 58:
إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ
"Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki, Yang mempunyai kekuatan
Ayat ini jelas menunjukkan bahawa Allah SWT adalah satu-satunya Dzat yang Maha Pemberi rezeki. Dialah yang menentukan kadar rezeki setiap makhluk-Nya, tidak ada satu pun makhluk di muka bumi ini yang terlepas dari rezeki yang telah Allah tetapkan.
Tuntutan Mencari Rezeki dalam Islam
Walaupun Allah SWT telah menjamin rezeki setiap hamba-Nya, bukan berarti kita hanya berdiam diri dan menunggu rezeki itu datang dengan sendirinya. Islam mengajarkan kita untuk berusaha dan bekerja keras dalam mencari rezeki yang halal. Mencari rezeki merupakan suatu ibadah apabila dilakukan dengan niat yang baik dan sesuai dengan syariat Islam.
Dalam kitab Minhajul Abidin, Imam al-Ghazali menjelaskan bahwa mencari rezeki yang halal adalah salah satu tangga penting dalam perjalanan seorang hamba menuju Allah SWT. Dengan rezeki yang halal, kita dapat menunaikan kewajiban agama seperti zakat dan haji, menghidupi keluarga, membantu sesama yang membutuhkan, dan terhindar dari perbuatan dosa seperti mencuri atau memakan harta yang haram.
Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya Allah Ta'ala itu baik, Dia tidak menerima kecuali yang baik." (HR Muslim)
Hadis ini mengingatkan kita bahwa Allah hanya menerima amalan dan rezeki yang baik dan halal. Oleh karena itu, kita wajib berhati-hati dalam mencari rezeki dan memastikan bahwa apa yang kita usahakan tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
Kisah Tambahan dari Hadis Sahih
Untuk lebih memahami pentingnya berusaha dalam mencari rezeki, mari kita renungkan sebuah hadis sahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari:
Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:
"Sungguh, seorang di antara kamu mengambil tali dan pergi ke gunung, lalu dia datang dengan seikat kayu bakar di atas punggungnya dan menjualnya, maka itu lebih baik baginya daripada dia meminta-minta kepada manusia, diberi atau tidak diberi." (HR Bukhari)
Hadis ini memberikan gambaran yang jelas tentang betapa mulianya bekerja keras mencari rezeki yang halal dengan tangan sendiri, meskipun pekerjaan itu terlihat sederhana seperti mengumpulkan kayu bakar. Rasulullah SAW lebih mengutamakan orang yang bekerja keras daripada orang yang hanya mengandalkan belas kasihan orang lain.
Hadis lain yang diriwayatkan oleh Imam Muslim juga mengisahkan tentang keutamaan bekerja:
Dari Zubair bin Awwam RA, Nabi SAW bersabda:
"Sungguh, seorang di antara kamu mengambil tali-talinya, lalu pergi ke gunung dan memotong kayu bakar, kemudian dia memikulnya di atas punggungnya dan menjualnya, maka itu lebih baik baginya daripada dia meminta-minta kepada orang lain, Allah memberikan atau tidak memberikan kepadanya." (HR Muslim)
Kedua hadis ini mengajarkan kepada kita tentang pentingnya kemandirian dan berusaha dalam mencari rezeki. Islam tidak menganjurkan umatnya untuk menjadi pemalas dan hanya bergantung pada orang lain. Sebaliknya, Islam mendorong kita untuk menjadi individu yang produktif dan memberikan manfaat bagi diri sendiri dan orang lain melalui kerja keras yang halal.
Kupasan Lanjut dan Penerapan dalam Kehidupan
Hadirin yang mulia,
Dari apa yang telah kita bahas, dapat kita simpulkan beberapa poin penting terkait rezeki dan tuntutan mencarinya:
- Rezeki adalah karunia dari Allah SWT yang Maha Luas: Kita harus senantiasa bersyukur atas segala rezeki yang telah Allah berikan kepada kita, sekecil apapun itu.
- Mencari rezeki yang halal adalah kewajiban dan ibadah: Kita diperintahkan untuk berusaha dan bekerja keras dengan cara yang tidak melanggar syariat Islam.
- Keutamaan bekerja keras dengan tangan sendiri: Rasulullah SAW memberikan contoh yang mulia tentang pentingnya mencari rezeki dengan usaha sendiri.
- Menjauhi sifat malas dan bergantung pada orang lain: Islam mengajarkan kita untuk menjadi pribadi yang mandiri dan produktif.
- Rezeki yang halal akan membawa keberkahan dalam hidup: Harta yang diperoleh dengan cara yang halal akan memberikan ketenangan hati dan keberkahan dalam keluarga.
Oleh karena itu, marilah kita senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Marilah kita berusaha sekuat tenaga untuk mencari rezeki yang halal dan menjauhi segala bentuk usaha yang haram. Ingatlah bahwa Allah SWT tidak hanya melihat hasil dari usaha kita, tetapi juga proses dan niat kita dalam mencari rezeki tersebut.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kita rezeki yang halal, berkah, dan mencukupi kebutuhan kita serta keluarga kita. Semoga Allah SWT juga memberikan kita kekuatan dan keistiqamahan dalam menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Aamiin ya Rabbal 'alamin.
Demikianlah tazkirah ringkas yang dapat saya sampaikan pada kesempatan yang mulia ini. Mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan.
Wabillahi taufiq wal hidayah, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
No comments:
Post a Comment